Jumat, 09 November 2012

Sastra Online



Sebagian kalangan menyebut maraknya tulisan sastra yang beredar di media-media online adalah sebuah fenomena yang menarik. Tulisan sastra bisa dinikmati secara luas dan semakin banyak yang terlibat, baik dalam pembuatan maupun kalangan yang menikmatinya. Kini  karya sastra tak hanya dinikmati oleh kalangan terbatas. Pun pelakunya semakin bertambah oleh karena kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi.

Sebagian yang lain mengatakan bahwa sastra online tidak bisa disamakan dengan sastra sebagaimana lazimnya. Dalam pengertian sastra non online, para penulis sastra dihadapkan pada bermacam kaidah penulisan sastra itu sendiri. Setiap media seperti koran, majalah, atau penerbit memiliki persepsi masing-masing yang pada dasarnya hampir sama untuk menilai, bahwa sebuah karya sastra mesti memenuhi prasyarat dan kriteria tertentu untuk mendapat kesempatan bisa dinikmati secara luas.



Hal yang sangat berbeda terjadi di media online yang memberi kesempatan seluas-luasnya secara bebas pada siapapun untuk menulis dan menayangkan tulisan apapun adanya. Mereka tak perlu berhadapan dengan aturan atau kaidah apapun untuk mempublikasikan tulisan mereka. Tak perlu menunggu sampai editor meloloskan tulisan mereka. Mereka bisa menayangkan tulisan mereka secara bebas dan apa adanya dalam hitungan menit. Tak peduli tulisan mereka layak disebut sebagai tulisan sastra atau tidak.

Ada plus minus dari fenomena kemunculan sastra online ini bagi dunia sastra. Nilai plusnya adalah bahwa karya sastra akan bisa dinikmati semua kalangan secara lebih mudah. Ada peluang lebih banyak bagi seorang penulis pemula untuk merintis jalan menuju keberhasilan dalam menulis sastra, karena kesempatan untuk lebih dikenal secara luas begitu terbuka.

Sementara sisi minusnya adalah kenyataan bahwa kebebasan setiap orang untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan karya mereka membuat karya sastra seakan kehilangan sentuhan, karena kaidah-kaidah yang semestinya diperhatikan dalam penulisan sastra semakin diabaikan.

Meskipun pada akhirnya hanya karya yang memang mempunyai nilai dan memenuhi kaidah penulisan sastralah yang layak disebut sebagai karya satra.

Di media konvensional seleksi dilakukan oleh editor atau tim penilai untuk karya sastra yang akan ditayangkan. Tapi di media online seleksi alam-lah yang berlaku disana. Akan lebih banyak mereka yang silih berganti membanjiri laman-laman satra online daripada yang akan bertahan.

Media online memberi kebebasan untuk kita, secara instan kita bisa dalam sekejap melihat karya kita tayang pada laman mereka. Ada kepuasan tersendiri tentunya bagi kita, karena kita bisa secara bebas berekspresi tanpa harus terkendala dengan macam kaidah-kaidah penulisan.

Tapi pada dasarnya aturanlah yang membuat kita belajar dan bisa menjadi lebih baik. Di media online kita bebas untuk berekspresi, tapi kita tak pernah tahu bagaimana sebenarnya nilai karya kita. Kabar buruknya, di media online orang mungkin hanya akan membaca karya kita begitu saja. Baik atau buruk kita tak pernah benar-benar tahu.

Jadi sebaiknya bagi anda yang mempunyai interest dengan dunia sastra, sebaiknya anda tetap mencoba media konvensional, karena disana ada tim penilai yang akan memberikan banyak pelajaran kepada kita tentang menulis sastra, ketika karya kita belum layak untuk ditayangkan. Setidaknya kita tahu bagaimana kualitas tulisan kita, dan bagaimana membuatnya lebih baik.

Mari menulis!
Load disqus comments

0 komentar