Rabu, 21 November 2012

Menulislah yang Tidak Biasa (2)

Menulislah yang tidak biasa.


Setelah judul yang "menggairahkan" yang membuat orang terpikat untuk membuka/mengklik, maka selanjutnya isi/konten menjadi tanggung jawab mutlak. Sekali lagi ingat bahwa anda berhadapan dengan media online dimana pengunjung mempunyai begitu banyak pilihan terhadap apa yang dicari atau diinginkannya. Setelah judul menggairahkan dan memikat, tulisan anda harus dimulai dengan sebuah paragraf yang meyakinkan. Yang membuat pengunjung tidak menyesal mengklik tulisan anda. Tentunya kalimat pembuka pada paragraf pertama harus membuat pengunjung merasa telah berada ditempat yang benar akan sesuatu yang dicarinya, sekaligus menemukannya.

Paragraf Pertama Harus "Wow!"

Saya meminjam istilah itu dari teman sesama penulis di Kompasiana. Paragraf pertama setidaknya merupakan rasa yang tercicipi lidah jika diibaratkan sebagai makanan. Jika sentuhan rasa pertama sudah terasa lezat dan mengikat selera, maka kecil kemungkinan makanan itu takkan disantap. Demikian juga dengan tulisan. Judul telah menggairahkan, lalu sentuhan paragraf pertama sudah demikian memancing selera, maka pengunjung akan dengan senang hati membacanya.

Sudah cukup? Belum, paragraf pertama yang tidak sekedar wow, tapi juga mampu menuntun untuk menuju paragraf berikutnya. Untuk membuat setiap paragraf menjadi wow tentu saja bukan pekerjaan mudah. Disitulah kemampuan merangkai kata menjadi kalimat dengan bahasa memikat diperlukan. Selain kemampuan olah kata, anda harus membangun alur cerita tersusun dan mengalir agar mudah diikuti oleh pembacanya. Membutuhkan waktu dalam proses belajar menulis, tapi jika anda serius dan konsisten suatu ketika anda akan merasakan bahwa semakin mudah melakukannya dari waktu ke waktu.

Ide Cerita yang Berbeda

Apa maksudnya? Jelas sekali bahwa anda tak bisa menuliskan ide cerita yang sudah seringkali ditulis orang. Tema boleh saja sama, tapi anda harus mempunyai ide cerita yang berbeda. Jika anda menuliskan sesuatu ide yang bahkan anda sendiri sudah seringkali membaca dari tulisan orang, maka tulisan anda hanya menjadi "tulisan yang lain" bukan "tulisan yang berbeda". Orang mempunyai kecenderungan mencari yang berbeda. 

Anda bebas untuk menggarap berbagai macam tema. Karena semua tema tentu saja pernah dituliskan orang. Tapi adalah ide cerita yang harus berbeda. Dengan setting terkini sekalipun jika temanya adalah seseorang yang terpaksa menjalani perkawinan karena dijodohkan orang tuanya, serta harus melupakan kisah kasihnya dengan seseorang, maka itu akan identik dengan Siti Nurbaya. Tulisan anda tak lebih akan dianggap sebagai Siti Nurbaya yang lain. Tapi meskipun begitu, tema itu akan menarik dan menjadi Siti Nurbaya berbeda jika anda menulisnya dengan ide berbeda.

Bisa saja anda jadikan "Siti Nurbaya" sebagai tokoh antagonis, dan sebaliknya Datuk Maringgih menjadi tokoh "innocent"-nya. Itu jika anda menggarap tema yang kebetulan pernah ada. Jika ide dan tema anda adalah ide dan tema baru, maka itu selalu lebih baik. Jadi cara penggarapan sangat menentukan apakah tulisan anda menjadi tulisan "yang lain" atau "yang berbeda".

Bahasa yang Mudah Dicerna dan Alur Tidak Membosankan

Dua hal itu mutlak perlu karena sebuah karya sastra adalah sebuah karya yang mengutamakan keindahan berbahasa dan bercerita. Sastra dimedia konvensional maupun online menuntut dua point tersebut yang sama dalam hal menulis sastra. Anda boleh memakai bahasa pergaulan atau bahasa baku, yang terpenting dari pemakaian bahasa adalah peruntukan atau segmen tulisan itu sendiri. Apakah untuk konsumsi anak-anak, renaja atau dewasa/umum. Bahasa juga harus disesuaikan dengan tema dan alur cerita. Misalnya tulisan bertema horor/thriller, tentu membutuhkan bahasa cerita yang menuntun pembaca terbawa nuansa mistis atau tegang dan mencekam. Dalam hal ini anda tidak bisa menggunakan bahasa pergaulan yang cenderung ringan dan kekini-kinian yang sudah tentu akan mengurangi nuansa dan bobot cerita. Itupun masih harus disesuaikan dengan alur cerita yang ada hingga terkesan mengalir alami/tidak dramatis atau terkesan didramatisir.

Anda juga tidak bisa menyusun alur yang terlalu panjang dan bertele-tele di media online. Hal ini akan menjadikan pembaca serta merta bosan dan keluar dari laman begitu saja tanpa kesan. Jangan sia-siakan judul dan paragraf pertama yang sudah membuat mereka datang. Tulisan itu sendiri secara keseluruhan harus membuat pembaca dengan senang hati menyelesaikannya. 

Hal lain yang patut mendapat perhatian adalah bahwa biasanya pembaca akan melihat body tulisan jika setelah beberapa lama dia tak mendapati  tulisan tampaknya akan berakhir dalam waktu yang lama untuk di baca. Ketika terlihat bahwa body tulisan terlihat demikian panjang, maka dia akan mempertimbangkan untuk melanjutkannya, dan kemungkinan untuk kembali melanjutkan kembali menjadi 50-50. Jadi anda tak bisa menuliskan yang terlalu panjang seperti halnya dimedia konvensional.

Tidaklah selalu bahwa tulisan anda harus pendek sekali. Tapi pertimbangkan kemungkinan pengunjung akan mau membacanya hingga selesai. Dan tidaklah kita juga mesti menurutkan keinginan selera orang, jadi diri sendiri sebagaimana keinginan dalam menulis memang harus kita lakukan. Tapi setidaknya kita bisa membuat karya sebagaimana yang kita inginkan dengan pertimbangan bagaimana kemungkinan nasibnya dimedia online sendiri nantinya.

Tentunya akan sangat menyenangkan membuat karya dengan menjadi diri sendiri. Akan halnya mencoba menjadi berbeda tanpa kehilangan sentuhan sekaligus bisa  memuaskan pembaca tentu jauh lebih baik.

Salam Sastramaya Online
Load disqus comments

2 komentar