Selasa, 20 November 2012

Menulislah yang Tidak Biasa (1)

Menulislah yang tidak biasa!

Apa maksud kalimat itu? Ya, memang sedikitnya itulah yang menyebabkan sastra di media online dianggap berbeda dengan yang ada di media konvensional. Bahwa internet menyediakan begitu banyak pilihan dan semua bisa dalam sekejap diakses dengan sangat cepat. Apapun yang diinginkan orang, internet menyediakannya dengan banyak pilihan. Artinya bahwa ketika orang mencari sebuah tulisan sastra di media online, maka dia akan mencari yang bukan saja menarik baginya, tapi juga membuatnya mau bertahan untuk terus membacanya hingga tulisan itu selesai.

Judul

Itu hal pertama yang harus diperhatikan. Anda harus membuat judul yang membuat orang segera memutuskan untuk meng-klik tanpa pikir panjang. Judul yang memikat sangat menguntungkan. Minimal orang akan melakukan klik meskipun nantinya dia sekedar masuk saja tanpa membaca. Internet lebih bersifat informatif, dan kebanyakan orang mengakses internet untuk mencari informasi. Jadi meskipun adalah tulisan sastra, tulisan kita membutuhkan judul yang berkesan mempromosikan tulisan. Jika tulisan sastra dalam media konvensional judul merupakan penegasan atau identitas dari sebuah tulisan, maka di media online, judul sekaligus merupakan narasi pendek yang selain sebagai penegasan atau identitas tulisan, juga bersifat sebagai reklame bagi tulisan itu sendiri.

Ketika membaca buku, atau majalah, ataupun koran, orang masih mungkin meneruskan untuk membaca tulisan itu sendiri, meskipun judulnya kurang membuatnya berselera. Karena biasanya hanya satu-satunya yang dipegang. Artinya belum tentu ada pilihan yang lain. Tapi ketika seseorang menghadapi laptop, tablet atau apapun yang bisa menghubungkannya dengan internet, maka ia mempunyai begitu banyak pilihan. Kemungkinan tulisan anda akan dibaca atau tidak adalah 90% berbanding 10% jika judul tulisan anda tak menarik. Itupun jika tulisan anda nongkrong di blog keroyokan yang ramai pengunjung.

Jika judul tulisan menarik atau bahkan mampu membuat orang yang membaca akan melakukan klik, maka peluangnya 50-50. Semestinya tulisan sastra memang menggunakan bahasa yang mengutamakan keindahan berbahasa sebagaimana halnya dalam tulisan-tuilisan sastra dalam buku-buku. Tapi sedikitnya tulisan sastra di media online harus mampu menjadi biji emas dalam tumpukan pasir. Judul harus mengkilat seakan-akan memberi tahu bahwa ini emas! Anda harus membukanya!

Saya yakin anda tak akan berpikir panjang untuk meng-klik jika menemukan judul "Semalam Bersama Seorang Janda". Judul itu akan membuat orang bergairah untuk melakukan klik. Meskipun tulisan itu sendiri tak se-menggairahkan judulnya, minimal tulisan itu telah mendapat klik anda. Lalu bandingkan pada saat yang sama anda membaca judul "Dalam Rindu yang Mendoa". Waktu anda untuk memutuskan melakukan klik pada dua judul itu pasti berbeda. Anda mungkin hanya perlu beberapa detik untuk judul pertama, dan mungkin terus mempertimbangkan hingga bermenit-menit untuk judul kedua. Meskipun bisa saja dalam kenyataannya, isi tulisan kedua jauh lebih menarik dari tulisan pertama. Tapi karena judul tulisan pertama lebih menggairahkan, maka.tulisan pertama akan mendapat lebih banyak klik dari tulisan kedua.

Apakah harus selalu yang menggairahkan? tentu saja tidak. Tapi gairah yang dimaksud adalah judul itu membuat orang seketika terusik perhatiannya. Apa ini? Seketika itu pula dia memutuskan untuk membukanya. Judul tentu saja harus merupakan sebuah benang merah bagi keseluruhan isi tulisan itu sendiri. Tapi adalah cara memilih dan merangkai judul itu sendiri yang harus mampu membuat orang terpikat. Jelasnya judul itu menjadi iklan tulisan itu sendiri. 

Dalam kesempatan selanjutnya, kita akan membahas konten atau isi tulisan.

Salam.  
Load disqus comments

2 komentar