Kamis, 08 November 2012

Apakah Dunia Sastra Hanya Milik Orang Terpelajar?

Sekali waktu barangkali pertanyaan itu bukan hanya ada pada diri saya. Mungkin ada pada anda dan banyak orang yang lain, yang kebetulan memiliki - meskipun - sekedar hobi atau bahkan sebuah keinginan kuat untuk menjadi penulis. Menulis dalam hal ini saya fokuskan dalam bidang penulisan sastra.


Beberapa tahun terakhir kita bisa melihat bahwa ada peluang baru bagi orang-orang yang mempunyai keingin an untuk menulis, dan lebih khusus menulis dalam bidang sastra. Sejak beberapa tahun terakhir mulai bermunculan situs-situs yang menampung tulisan-tulisan sastra yang terbuka untuk semua kalangan. Tak peduli orang awam atau mereka yang memang terpelajar dalam bidang sastra, mempunyai kesempatan yang kurang lebih sama untuk menyalurkan hobi atau serius menulis dalam bidang sastra.


Dengan bermunculannya situs atau media-media yang menampung tulisan-tulisan dalam bidang sastra itu, kemudian memunculkan istilah baru yaitu Sastra Online. Istilah tulisan untuk sastra yang tayang pada situs atau media-media online. Mereka membuka kesempatan bagi khalayak yang ingin mengekspresikan hobi atau keinginannnya menulis sastra untuk memposting tulisan pada situs atau media-media tersebut.


Kemunculan berbagai Jejaring Sosial yang dimotori oleh Facebook dan Twitter memberi inspirasi bermunculannya media sosial lain yang beberapa lebih khusus menjaring user. Sebagai contoh media online yang membuka kesempatan bagi pengguna yang ingin mengekspresikan hobi atau keinginannya menulis sastra. Pengguna dengan mudah bisa melakukan registrasi, sebagaimana melakukan registrasi pada jejaring sosial semacam Facebook atau Twitter. Mereka akan diberikan akun yang bisa diakses untuk memonitor dan mengendalikannya. Setelah itu mereka bisa mempublikasikan tulisan-tulisan mereka setiap saat.


Tal peduli apakah itu ditulis karena sekedar hobi atau memang pengguna adalah seseorang yang serius menulis dan ingin memperkenalkan tulisan mereka, semua akan tayang dan bisa diakses diinternet. Mereka memiliki peluang sama untuk dikenal luas dengan tulisannya.


Sebut saja ada Kompasiana, media jurnalis warga yang didirikan sekitar tahun 2008 atas ide dari seorang Wartawan Senior Kompas, Budiarto Shambasy. Kompasiana membuka link Fiksiana untuk menampung tulisan-tulisan para pengguna atau pemilik akun yang disebut Kompasianer yang hobi atau memang serius untuk menulis sastra. Ada beberapa pilihan tulisan sastra pada Fiksiana yaitu Cermin, Cerpen, Novel, Dongeng, Puisi, dan Drama. Para Kompasianer bisa mempublikasikan tulisan-tulisan mereka setiap saat dan setiap waktu selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu.


Saat ini barangkali Kompasiana adalah media jurnalis warga - media sastra online - yang paling banyak pengguna (Kompasianer) dan jumlah pengunjungnya. Setiap hari hampir 1000 artikel yang dipublikasikan para Kompasianer. Seperti halnya tulisan non sastra (fiksi), para Kompasianer punya kesempatan tulisan mereka dijadikan Headline (HL) oleh Admin Kompasiana, bilamana tulisan mereka memang layak untuk dipromosikan untuk menjaring lebih banyak pembaca.


Selain Headline, sebuah tulisan akan dimasukkan dalam Trending Artikel jika tulisan itu punya nilai jual dan layak dibaca banyak orang. Paling tidak, sebuah tulisan yang menarik akan dimasukkan dalam index Highlights. Untuk diketahui bahwa sebuah tulisan sastra (fiksi) yang Headline di Kompasiana rata-rata menjaring hingga 2000 klik. Sebuah angka yang cukup menjanjikan untuk para penulis pemula. Apalagi jika tulisan seseorang sering terpasang sebagai Headline, setidaknya itu merupakan sebuah promosi yang cukup lumayan. Manakala seseorang memang serius menulis, itu akan semakin menambah semangat. Meskipun menulis disana kita hanya mendapat klik, komentar dan vote. Paling untung kalau tulisan dijadikan Headline, Trending Artikel atau Highlights. Selebihnya tak ada apapun yang didapatkan.


Perlu diketahui juga bahwa banyak blogger yang membuka akun di Kompasiana ini. Ada beberapa sudah cukup punya nama setelah berkiprah di Kompasiana. Bahkan ada banyak yang telah menerbitkan buku dari tulisan-tulisan yang mereka publiksikan disana.


Selain Kompasiana, ada juga Media Sastra yang menyebut nama pengguna (user) dengan sebutan Diatra. Meskipun situs ini tak terlalu ramai pengunjung, tapi setiap hari jumlah usernya bertambah. Media yang satu ini memang hanya fokus menayangkan tulisan-tulisan sastra.


Ada pula Jendela Sastra. Media ini cukup lumayan jumlah user maupun pengunjung setiap harinya. Sebagaimana Media Sastra, Jendela Sastra juga lebih fokus untuk para penulis yang berminat pada bidang sastra. Di Jendela Sastra juga ada beberapa nama yang lumayan populer dan mempunyai penggemar sendiri.


Annida-online juga membuka kesempatan bagi banyak orang untuk mempublikasikan tulisan-tulisan fiksinya. Yang sedikit berbeda adalah, bahwa kita tak harus membuka akun disana untuk menayangkan tulisan kita. Cukup mengirimkan tulisan kita melalui Email. Hanya saja, tak seperti di media-media yang telah disebutkan sebelumnya yang mana kita bisa menayangkan tulisan kita secara bebas, di Annida-online tulisan yang kita kirim via email akan mereka seleksi, dan hanya yang layak tayang saja yang akan benar-beanr tayang di media itu. Sementara tulisan yang mereka anggap belum cukup layak, akan ditayangkan sebagai tulisan rijek yang akan dibahas ketidaklayakannya untuk ditayangkan.


Hebatnya, Annida-online berani memberikan reward berupa sejumlah uang untuk tulisan-tulisan yang lolos seleksi dan tayang disana. Jumlahnya berbeda-beda menurut jenis artikel. Semisal cerpen, jumlah rewardnya akan berbeda besarannya dengan sebuah cerbung. Anda bisa mencari informasinya disini.


Dengan bermunculannya media-media yang secara khusus menampung tulisan-tulisan mereka yang berminat pada dunia sastra, artinya bahwa sekarang kesempatan untuk menekuni dunia sastra terbuka untuk semua kalangan. Bukan hanya kalangan terpelajar yang secara khusus mendapat pendidikan dalam bidang sastra. Siapapun mempunyai kesempatan yang sama. Hanya saja semuanya tetaplah kembali pada kita masing-masing, bahwa meskipun kesempatan itu sama, tetapi pada akhirnya hanya yang konsisten dan terus belajarlah yang akan benar-benar mendapat kesempatan untuk berkecimpung dalam dunia sastra dan mendapat keberhasilan.


Kemajuan teknologi memungkinkan kemudahan akses dan membuka ruang dan kesempatan yang sama bagi semua umat manusia. Yang mampu memanfaatkan kesempatanlah yang akhirnya akan menuai hasil sebagaimana yang diinginkan. Jadi siapapun anda, manfaatkanlah kesempatan ini ketika anda memang ingin serius dalam bidang sastra. Dunia membuka kesempatan yang sama bagi kita. Yang secara khusus terpelajar belum tentu akan pasti lebih baik dari mereka yang belajar secara autodidak. Tapi pada hakikatnya, yang terus belajarlah yang akan bisa memenangkan kesempatan.


Jadi, mari menulis!



Load disqus comments

0 komentar